Tuesday, December 30, 2003

IA MEMBUAT KITA KEMBALI INGAT PADANYA



Pernah kulihat ia sedang ptc dilayar kaca, penampilannya sederhana, dengan kaos lusuh dan tampang acak-acakan jauh dari kesan kalau ia jurnalis kawakan. Sampai aku pernah berfikir,"ah itu sih bukan wartawan...". Sampai suatu ketika, saat sedang asyik makan dengan teman-teman, orang itu muncul lagi ditv kantin, bukan mau reportase, tapi ia jadi berita utama... bagi kematiannya sendiri. Teman-teman terhenyak, kaget dengan kepergiannya yang tidak diharapkan, namun aku hanya bisa terdiam.

Kemarin malam saat kuterima beritanya untuk diedit, kulihat kepedihan keluarga yang ditinggalkan, sang istri yang menangis dipelukan karib dan anak-anaknya yang terlihat tabah. Sempat kudengar dari seorang teman yang meliput, begitu tabahnya sampai teman anaknya sempat bercanda..."bapak loe sih, biasa liputan arus mudik aja, pake liputan gam..." Dan sisulung cuma tersipu-sipu.

Saat Bang Iwan, Kadiv Pemberitaan, memaksa anak buahnya dan aku sendiri yang bukan bagian dari divisinya, untuk ikut bergabung dalam pernyataan duka, aku baru tahu bahwa ia bukan wartawan biasa. Ia sahabat bagi semua, kepergiannya, sekali lagi mengingatkan kepada teman-temanku, bahwa pekerjaan seorang jurnalis penuh dengan resiko hingga harus mempertaruhkan nyawa. Karenanya... dalam setiap kata-kata yang dilaporkan, dalam setiap gambar-gambar yang direkam, kita harus selalu mengingatNya...

Selamat menghadapNya Bang Ersa...
Semoga Allah memberikan tempat terbaik disisiNya...

(Salut buat mereka yang telah memilih profesi seorang wartawan yang seharusnya menuntut kita untuk selalu dekat padaNya...)

No comments: