Friday, February 10, 2006

DETAK JANTUNG ITU

Sudah lebih 2 bulan, perut ini rasanya tak karuan. Membuat diri tak nyaman dan hilang kesabaran. Lalu mulailah sensasi itu datang, saat mentari terbit dan terbenam. Bahkan parfum non alkohol Abi tersayangpun, terasa tak nyaman. Bergolak didalam perut, naik keatas tenggorokan, dan meluncur melalui indra pengecap. Makan tak berselera, karena semua hidangan selezat apapun terasa masam. Lalu hatipun mulai bertanya-tanya.

Esoknya menjelang shubuh, sebuah stick kecil kupandangi dengan jantung berdebar. Rembesan cairan dibawahnya merambat naik, hasilkan satu tanda strip merah. Pelan-pelan, lalu...dua strip merah!. Kupandangi sekali lagi. Kutunjukkan stick itu pada Abi tersayang yang baru pulang dari jammaahnya dimasjid depan. Ia terpana. Lalu, sebuah dekapan dan ciuman hangat itupun langsung menyergap.

"Sudah 2 bulan...itu lihat detak jantungnya..." seru dokter wanita yang tak banyak bicara, sambil menunjuk sebuah layar biru disisiku.

Dan aku hanya bisa memandang dengan perasaan takjub.

Kini, ku tak lagi hilang kesabaran. Walau rasa mual itu masih kerap detang, semuanya terganti dengan perasaan bahagia luar biasa. Bahagia karena ada melodi indah yang selalu menemani, yang datangnya dari, sebuah detak jantung,... didalam rahimku.

(Thank U Allah, for the best gift You give to us)