Thursday, December 25, 2003

PENJAHAT ITU DULU TEMANKU



Bank Mega kemarin nyaris kebobolan sebesar 9 Miliar. Pelakunya sebuah sindikat yang terorganisir, namun tidak terlalu cerdas. Kemarin, sewaktu kuhapus file-file usang di Newsflash, tergoda untuk melihat paket Kupas Tuntas yang menayangkan beritanya. Kata teman-teman dikantor, salah satu pelakunya teman kami dahulu saat penerimaan Batch I karyawan Trans TV, namanya Jamilah.

Kuingat Jamilah seorang gadis berparas cantik agak kearab-araban, yang suka ngerjain teman-temannya, termasuk aku. Waktu makan malam selepas training di Bumi Wiyata, sebuah band yang saat itu senang melantunkan lagu-lagu dangdut mengajak rekan-rekan Trans TV untuk ikut sumbang suara. Melihat aku sudah selesai makan, trus mau pergi kekamar, Ila dengan gaya jailnya teriak-teriak.."Lies..mbak, katanya mau nyumbang lagu..." . Kontan aku yang baru saja berdiri jadi kaget, apalagi saat sang mbak bahenol memanggil-manggil namaku..."Ayo mbak Lies, silahkan...jangan malu-malu". Yang ada aku langsung ngacir diiringi gelak tawa beberapa teman.

Kuingat Jamilah seorang gadis yang kelihatannya baik-baik saja, selepas training ia masih sempatkan telepon. Sekedar untuk mengatakan kalau uang untuk membayar tas yang dia beli dari aku sudah ditransfer, sambil tersedu sedan ia juga bilang, baru kehilangan uang 1 juta rupiah, dan menyebutkan beberapa rekan lain yang ia curigai. Aku cuma bisa bilang,"sabar ya Il..."

Kuingat Jamilah saat bikin heboh dibedeng, kantor sementara kami waktu gedung Trans TV belum jadi. Katanya ia dipecat dari Trans karena terbukti mencuri uang dari atm teman kami, jumlahnya 2,8 juta. Kamera keamanan Bank BCA menangkap basah saat ia menguras habis atm dari sahabatnya sendiri. Bahkan ia sempat mengajak teman-temannya untuk ngumpulin uang membantu sahabatnya itu.

Kuingat Jamilah saat bikin kasus dikantor teman kuliahku Conny. Saat kuliah Conny secara tidak sengaja melihat time plannerku, ia tanya apakah kenal dengan seorang gadis yang fotonya tersimpan disitu, ia menunjuk sosok Jamilah yang sedang tersenyum diantara teman-teman Batch I nya. Karena saat ini dikantornya ada masalah, semenjak Jamilah bekerja disana, laptop bosnya hilang dan beberapa rekening sejumlah 20 jutaan habis terkuras. Terakhir Jamilah kembali dipecat dari kantornya itu, namun kasusnya diselesaikan secara kekeluargaan.

Sekarang Jamilah sudah mengalami kemajuan, hanya saja ia biarkan syetan sebagai penunjuk arahnya. Kalau dulu ia single fighter, kini ia punya komplotan sendiri. Bersama beberapa rekan dan orang dalam Bank Mega, ia berupaya membobol bank itu dengan giro bilyet palsu. Sayang Bank Mega jauh lebih cerdas dari yang ia kira. Terjebaklah ia dalam drama penangkapan yang disusun Bank Mega dan aparat kepolisian. Kini jeruji besi menjadi tempat pembaringannya sehari-hari. Maaf teman, seharusnya kita bisa meniti jalan yang lebih baik, seandainya saja aku tahu masalahmu....

(Semoga Allah memberikan siraman hidayah agar Jamilah kelak bisa seindah namanya)

No comments: