Wednesday, July 13, 2005



MENGGENAPKAN SETENGAH DIN



Kubuka biodata itu. 3 lembar saja. Kalimat terakhir dari kertas itu berbunyi: menginginkan istri yang sholehah, penyayang, penyabar dan mau menerima apa adanya. Biodata yang baru pertama kali aku terima. Dari seorang yang muda usia, tapi berani mengarungi samudra.

"Saya dua tahun lebih tua dari kamu..."
"Kan saya sudah tahu..."
"Saya aktif diberbagai organisasi, seringkali keluar, kesana-kesini..."
"Yaa...asal untuk dakwah..."
"Kalau nanti ternyata saya tidak secantik yang kamu bayangkan..."
"Saya akan terima apa adanya..."

Semua pertanyaan itu dijawabnya dengan kalem. Sesuai dengan sosoknya yang pendiam dan lebih banyak bekerja. Seorang perekam fakta, salah satu andalan negeri bertuhan rating. Lihat saja hasil gambarnya di banyak episode yang mengisahkan tentang warna warni Islam atau impian dari para pengamen jalanan. Kutarik nafas panjang, satu pertanyaan pamungkas belum kulontarkan.

"Mengapa kamu memilih saya, yang tidak cantik, dan sangat biasa-biasa saja..."
"Karena kamu sholehah..."

Cukup sudah. Bukan kecantikan duniawi yang ia cari. Hanya sesosok wanita yang mau temani hari-harinya, temannya berbagi keluh kesah, mewarnai hidupnya yang kerap sendiri. Seperti impian yang ia torehkan dalam biodata itu.

...mencari kekasih untuk beribadah, hingga akhir jannah-Nya....

(Doakan kami, agar hati tak terkotori, sebelum masuk ke gerbang suci-Nya)