Tuesday, April 26, 2005

MENGUBAH JALAN HIDUP



Ketika satu pintu dipilih, maka akan merubah ratusan pintu lain yang berada dibelakangnya, seperti itulah takdir. Sesungguhnya manusia sendiri yang tentukan jalan hidupnya melalui pilihan tersebut..."

Begitu pesan Ustadz Asdar saat kajian 2 pekanan majlis kami 2 pekan lalu. Tema kali itu agak berbeda, agak sensitif. Coba saja lihat pamflet yang kutempel disamping lift, tertulis judul besar-besar "Menikah tanpa pacaran, mungkinkah?", dibawahnya 2 baris tertulis: akan ada pula testimoni dari pasangan yang menikah tanpa pacaran. Hasilnya... diruangan preview yang bentuknya berupa bioskop mini itu, tempat kami biasa mengadakan kajian pekanan, hadir 15 peserta, 12 seluruhnya wajah baru, 3 wajah lama, hampir semuanya....single, kecuali Sang Ustadz tentunya dan Ami, saudari tercinta yang akan memberikan testimoni, suaminya Mas Aris akan menyusul kemudian.

Tema provokatif itu (kata seorang abang), diangkat mengingat kondisi sebagian besar masyarakat negeri kami ini, yang statusnya single. Padahal jika dinilai dari penghasilan boleh dikatakan cukup, kecuali untuk mereka yang belum tahu arti bersyukur. Banyak yang ingin menikah, tapi banyak juga yang belum tahu caranya sesuai yang disyariatkan, maka digelarlah kajian itu. Lalu banyak pertanyaan terlontar, tapi tak semuanya bisa terpuaskan. Sengaja, kata Ustadz Asdar, supaya pesertanya penasaran lalu mencari jawaban dari berbagai sumber lainnya. Lalu ia titipkan sebuah pesan penutup,.."Sehebat-hebatnya manusia yang masih sendiri, belum ada apa-apanya dibandingkan mereka yang sudah menikah."
Entah apa yang ada dibenak semua peserta. Tertantang untuk menikah atau surut kebelakang dan malah ragu. Semoga tidak. Semoga mereka masih mau datang saat tema-tema itu kembali dibahas 2 minggu yang akan datang. Semoga ada yang segera memutuskan hubungan tak halalnya dan memilih untuk segera menikah. Lalu saat do'a penutup majelis dilafalkan, kubaca sebuah sms dari seseorang yang sangat kuhormati.

"In..alhamdulillah sudah ana dapat calon untuk iin, teman sekolah iin, tapi sabar ya butuh waktu untuk ikhwannya..."

(Kadang butuh keberanian untuk mengubah jalan hidup, tapi tak perlu ragu saat mengubah jalan hidup untuk menjadi lebih baik)