Monday, January 26, 2009

AMARAH DAN BUNDA TERCINTA

"Urghh...." berkali-kali aku menggeram, ketika Afif ngompol lagi di atas guling yang ia peluk. Padahal sudah aku ajak ia untuk ke kamar mandi, tapi Afif memilih bergemul lagi dengan gulingnnya dan dengan santai ia pipis disana.

"Apa Umi bilang? kalau pipis di kamar mandi sholeeeeh..."
"Umi, Afif pipis..."
"Sudah telaaat....tuuh kamar mandinya disana, bukan disini..."

Tapi Afif dengan tenangnya terkantuk-kantuk kembali, pun saat ku buka celananya dan menggantinya dengan celana baru.

"Gulingnya basah kaan, Urrrghhhh...." Aku hanya bisa menumpahkan kekesalan dengan menggeram dan menggeram.

Kalau sudah begini, biasanya My Mom akan datang.

"Masih anak-anak kan In, diajarin terus juga suka lupa terus, yang sabar donk..." Kalau sudah begitu, ia lantas akan mengajak cucu kesayangannya itu keluar kamar, sarapan, atau menemaninya masak.

Siangnya, seperti biasa kusuapi Afif. Kali ini menu rawon buatan my beloved Mom, gak menarik minatnya.

"Ayo sholeeeh, maem yaa..."
"Gak....gak...." ia malah menghilang di balik gunungan bantal, tangannya tak sengaja menepis sesendok nasi yang siap masuk kemulutnya. Semua isi diatas sendok itu, tentu saja tumpah semua, berceceran diatas karpet.
"Grrrgggg........Akhhhh....." kembali aku menggeram, bahkan teriak, sampai-sampai My beloved Mom turun dari lantai 2.

"Kenapa tokh? koq teriak-teriak...gak enak kan kedengeran tetangga....sini Afif ikut Mbah Uti yaa..." Dengan lembut ia ajak Afif ke lantai 2 sambil mengambil sepiring nasi rawon yang tengah aku suapkan siang itu.

"Yang sabar, nanganin anak seperti ini harus sabar..."katanya sambil terus merayu si Afif tersayang. Padahal Afif, buah hatiku, 2 tahun setengah, tak ada yang salah dengan dirinya. lahir dengan fisik sempurna, luar biasa cerdas dan aktif. Hanya sedikit nakal, dan suka cari perhatian. Dan aku, yang masih perlu, banyak belajar dari my beloved Mom. Wanita yang telah melahirkan 4 anak, dan membesarkannya dengan penuh kesabaran. Wanita yang telah 20 tahun lebih tak pernah berhenti bekerja diluar, dan tetap menjadi ibu yang baik di dalam keluarganya.
Dadaku sesak, aku merasakan tubuhku mengecil, terbenam dalam timbunan bantal-bantal kecil milik Afif didepan televisi siang itu. Ku bayangkan wajahku yang berubah seperti monster setiap kali teriak, membentak Afif kecil yang tak berdaya.
(Dari Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu bahwa ada seseorang berkata: Wahai Rasulullah, berilah aku nasehat. Beliau bersabda: “Jangan marah.” Lalu orang itu mengulangi beberapa kali, dan beliau bersabda: “Jangan marah.” Riwayat Bukhari)

Friday, July 18, 2008

ISTANA KAMI

Kutapaki tangga dari coran semen yang baru saja kering beberapa hari lalu. Kupandangi tanah merah lapang dibelakang istana kami, mulai dipadati truk-truk berukuran besar membawa muatan material. Tak terasa, sudah lewat setahun, sejak kami sisihkan penghasilan tiap bulannya untuk membangun istana ini. Sekarang, lantai 2 nya sudah bisa dipijak si Abiyank. Yang terlihat sumringah, bermimpi tentang taman mini yang akan ia bangun disini.

Tak pernah mengira, akhirnya kami punya istana yang kelak diisi gelak tawa, cengkerama atau bahkan air mata dari Afif dan adik-adiknya, pun Umi dan Abinya. Tak pernah bermimpi mendapatkan limpahan rezeki demikian besar, yang bisa kami gunakan untuk membangun istana yang kami impikan. Tak lewat sebulan kau akan siap ditempati, semoga kelak engkau dapat memberi kedamaian, kehangatan, seperti baiti adanya yang kami coba bangun bersama.

Semoga anugrah ini, tak membuat kami lupa, akan Engkau adanya pengatur segala.

"Kalau kamu pandai mensyukuri pemberian2Ku maka AKU akan tambahkan nikmat2 kepada mu, tapi kalau kamu tidak pandai mensyukuri pemberian KU maka AKu akan berikan AZAB yang pedih.." (QS 14:7.)

Thursday, May 08, 2008

KIJANG 'BARU'

Kembali pulang ke rumah malam itu, masih bersama sohib setiaku si Jupi yang lusuh...(maaf ya sayang...kamu lom sempat di steam). Sebuah mobil terparkir di halaman depan. Kelak mengisi garasi kami yang selama ini hanya diisi oleh segelintir motor usang. Penantian setelah 20 puluh tahun, buah kerja keras My Beloved Mom. Kijang biru tahun 1987. Selamat ya Mom...we proud of you.
ALHAMDULILLAH...


Di malam panjang, menanti sang produser yang tak kunjung datang. Didalam sebuah amplop putih tertera, sebuah nilai yang lumayan jumlahnya. Judul dari kertas itu, pengembalian potongan pajak bonus tahun 2007. Subhanallah...Alhamdulillah....

("Maka nikmat Tuhan kamu yg manakah yang kamu dustakan")

Wednesday, April 30, 2008

JATUH CINTA

Aku jatuh cinta, pada tawa lepasnya, pada senyum manisnya, pada 2 lesung pipinya, pada geraknya yang tak kenal lelah...
Aku jatuh cinta, pada tangisnya, pada rasa kantuknya dalam buaianku, pada tenang wajahnya saat terlelap di malam hari...

Aku jatuh cinta pada kecerdasannya, pada lagaknya saat membaca, pada ocehan-ocehan tak jelas yang keluar dari mulutnya...
Aku jatuh cinta pada harum mulutnya, pada wangi minyak rambutnya, pada aromanya saat terbakar matahari...

Tapi aku lebih jatuh cinta, pada Ia yang menjadikanmu begitu indah, mahluk sempurna di dunia...

(Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak [unta, lembu, kambing dan biri-biri] dan sawah ladang.” (Ali-Imran:14))

Saturday, March 15, 2008

LAPTOP SI UNYIL


Akhirnya bergabung juga dengan anak2 yang wajah cerianya kerap terlihat di meja belakang. Anak2 'gila' yang tidak kenal waktu saat bekerja. Dikomandoi wanita muda yang seringkali terlihat dengan sunggingan senyum lebar diwajahnya jika share terlihat naik, atau jidatnya yang mengkerut saat deadline menjemput. Sang karyawan teladan.

Perfeksionis dan cerdas, begitu kesan pertama saat mendengarnya bicara di depan. Memberi arahan pada segelintir journalist muda yang mendengarkan dengan serius. Penuh pengalaman, baik dari kursus singkat 3 bulannya di Belanda, ato sekian lama menjadi reporter di lapangan. Program baru ini juga sangat beda dibanding program sebelumnya, lebih variatif dan lebih gila. Aku dan seorang produser yang ikut hijrah ke program ini juga sempat terbengong-bengong ketika begitu banyak unsur didalam tayangan, namun tanpa mengeluh mereka bisa selesaikan itu semua. 3 liputan tematis, panggung boneka, taping presenter serta animasi.

Jadi ingat program lama, jangankan variasi, baru memberi usul tematis saja sudah dimentahkan. Bak kalah sebelum berperang, padahal tak ada ruginya mencoba. Paling-paling tambahan makian dari sang empunya stasiun, yang sudah setiap saat ditelan. Well program baru, semangat baru, apalagi ketemu anak2 yang terlihat 'enjoy' dengan pekerjaannya. (Gimana gak enjoy bonus terus setiap minggu, insya Allah).

(Saksikan Laptop si Unyil setiap Senin-Jumat dan Buku Harian si Unyil setiap Sabtu-Mingu Pukul 13.00-13.30 hanya di TRANS7)

Monday, January 07, 2008

GOOD BYE WANITA DALAM BERITA

Hari pertama setelah 3 minggu lamanya, Wanita Dalam Berita dipreempt. Nadia Flo Tobing, sang presenter masih ceria dan terlihat cantik seperti sebulan yang lalu. Sang Produserpun masih semangat meski harus terengah-engah mengemban amanah 8 bulan yang makin saja memberat. Tayangan ini menjadi satu hari tayangan terakhir WDB dalam seminggu ini. Karena mulai tgl 14, Senin depan,
WDB akan di preempt for good.

Sedih sudah pasti, mengingat setiap tetes keringat yang sudah dikucurkan demi program ini. Malam-malam panjang bersama para journalist yang muda usia, berbagi ide, ilmu, cerita, konsep baru, dan canda. Tapi apa daya, ternyata audience tak sebanyak yang diharap. Meski kualitas penting, tapi akan lebih baik jika diikuti dengan kuantitas audience. Akan lebih baik jika kualitas sebanding kuantitas, sayangnya WDB tidak bisa memenuhi itu. Padahal banyak profil luarbiasa yang sudah kami liput. Mulai dari wanita listrik Tri Mumpuni, juragan ikan Susi Pudjiastuti, ratu makanan padang Fatimah Sederhana sampai profil wanita dan budayanya dari pelosok negeri. Budaya kawin lali Merari dari Lombok, Kalongkap Sakai dari Suku Sakai Riau, sampai adat naik dan turun kasta di Bali.

Editingpun sudah dibuat seciamik mungkin, dinamis, musik2 backsound yang segar, dan kualitas gambar yang semakin membaik. Para reporter pelan-pelan belajar tampil di depan kamera. 9 bulan lebih WDB mencoba berubah dengan berbagai format, mulai dari tayangan tematis, dramatis, dinamis, It just did not work. Tak apa, yang penting sudah berusaha sepenuh tenaga demi memperbaiki program, selalu ada pelajaran dari setiap kegagalan. Bahkan kesuksesanpun adalah kegagalan yang tertunda. Laptop si Unyil...here I come...

(Tak ada yang sia-sia, sekecil apapun usaha, pasti ada manfaatnya, tetap semangatzz)

Friday, January 04, 2008

AFIF


Hari kedua di tahun baru 2008. Angin dingin disertai gerimis diluar, akan jadi teman setia yang menemani laju Jupi di malam hari ini. Tak terasa 2 tahun sudah kami menapaki kehidupan bersama, begitu banyak perubahan. Tak lagi satu kantor, meski masih di gedung yang sama. Tak lagi sering turun mencari fakta, karena lebih banyak membagi ilmu bagi yang baru. Tak lagi disibukkan dengan urusan skripsi, karena gelar sudah diraih.

Yang ada kini, wajah manis berlesung pipit, dengan aroma mulutnya yang wangi, menyambut bangunku di pagi hari. Membuat rindu selalu karena ocehan tak jelas yang keluar dari mulut mungilnya. Wajah kegirangan saat bertemu si air yang selalu membuatnya basah. Pola tingkah yang lucu dan gaya berlari seperti penguin namun cepat melesat hingga kami kadang kehabisan nafas. Namanya yang kini kami panggil Afif sebagai pengganti Zaif, yang kata seorang sahabatku bermakna kurang baik.

Engkau tak sulit makan, sehingga badanmu gempal, sampai Produserku itu memanggilmu 'bujel'. Si bujel yang baru saja tumbul kuku di kelingking kirinya. Yang matanya mulai sayup-sayup terkantuk usai kekeyangan makan. Pipi temben yang menjadi incaran cubitan. Tangan yang langsung menutup telinga dan bibir berkomat-kamit, saat mendengar adzan, seolah kau juga turut melantunkan adzan. Engkaulah amanah terindah yang Kekasih berikan. Semoga kami diberikan kekuatan dan kesabaran untuk menjaga amanah terindah ini di muka bumi.

( Untuk putra tercinta: HUdzaifah/ Afif)