Friday, December 19, 2003

INNER VS OUTER BEAUTY



Kalau kita ditanya apa kriteria yang harus dimiliki calon pendamping hidup kita nantinya. Biasanya salah satu kriteria yang masuk adalah appearance, the way she/he looks . Dan otomatis juga jawaban yang keluar dari mulut seorang lak-laki adalah "dia harus cantik, penampilannya ok, badannya langsing." Tidak munafik seorang wanitapun kebanyakan akan mengatakan hal yang serupa "harus ganteng, dada bidang dan tinggi". Semuanya serba penilaian fisik.

My fatherpun, mati-matian menasehati putri-putrinya supaya menjaga bobot tubuhnya, dia bilang "kalau gembrot nanti ngak ada laki-laki yang mau lho". Ada juga artis remaja dalam sebuah sitkom keluarga "Growing Pains" dahulu, yang harus dirawat karena, hanya mengkonsumsi apel saja setiap hari, demi menguruskan tubuhnya. Atau para model yang iklannya sering muncul di MTV baru-baru ini, rela kelaparan demi profesinya. Dunia itu memang ada, dimana penilaian fisik menjadi segala-galanya, bahkan dalam mencari jodoh sekalipun.

Tapi ada sebuah dunia yang sama sekali bertolak belakang. Sebuah dunia yang beberapa tahun belakangan ini kucoba selami. Dunia para ikhwan dan akhwat. Dimana banyak kulihat keajaiban terjadi disana, keajaiban yang berasal dari ketakwaan dan kerendahan hati.

Adakah di zaman ini, seorang pemuda, yang ikhlas menikahi janda berpenampilan sangat biasa, dengan dua anak, dan memiliki masalah keuangan keluarga, padahal ia sendiri masih sangat muda, 24 tahun, berpenampilan menarik dan cukup mapan? Adakah di zaman ini, seorang wanita berpendidikan sarjana, cantik, sholehah, mau menikahi seorang office boy berpenampilan biasa, dengan fisiknya yang hitam pendek? Adakah di zaman ini seorang pria berpenampilan menarik dengan wajah tampannya, bersedia menikahi seorang wanita biasa-biasa saja yang bobot tubuhnya yang berlebih?

Dalam duniaku yang baru itu, jawabannya ada, banyak. Dahulu aku sempat bertanya-tanya, how? bagaimana bisa? darimana datangnya kualitas iman seperti itu? Namun semakin memahami dunia tersebut semakin kutahu, disini inner beauty lebih berperan dibandingkan outer beauty. Pancaran keindahan inner beauty menenggelamkan outer beauty. Aku percaya pada kekuatannya, karena seringkali aku juga simpatik pada mereka yang bacaan Qur'annya begitu menyanyat hati, daripada sekedar wajah tampan yang tidak pernah tersentuh air wudhu.

Tapi mungkin akan lebih baik jika keduanya berjalan sinergi, sehingga keindahan akhlak terpancar juga melalui keindahan wajah nan rupawan. Dan jika ingin memilikinya, seseorang dengan kualitas terbaik inner baik outer beautynya, mulai sekarang kita harus menciptakan dan memancarkan inner beauty begitu pula outer beauty dalam diri kita.

(oleh-oleh for my beloved sister yang sedang menjalani prosesnya)

No comments: