Tuesday, December 30, 2003

IA MEMBUAT KITA KEMBALI INGAT PADANYA



Pernah kulihat ia sedang ptc dilayar kaca, penampilannya sederhana, dengan kaos lusuh dan tampang acak-acakan jauh dari kesan kalau ia jurnalis kawakan. Sampai aku pernah berfikir,"ah itu sih bukan wartawan...". Sampai suatu ketika, saat sedang asyik makan dengan teman-teman, orang itu muncul lagi ditv kantin, bukan mau reportase, tapi ia jadi berita utama... bagi kematiannya sendiri. Teman-teman terhenyak, kaget dengan kepergiannya yang tidak diharapkan, namun aku hanya bisa terdiam.

Kemarin malam saat kuterima beritanya untuk diedit, kulihat kepedihan keluarga yang ditinggalkan, sang istri yang menangis dipelukan karib dan anak-anaknya yang terlihat tabah. Sempat kudengar dari seorang teman yang meliput, begitu tabahnya sampai teman anaknya sempat bercanda..."bapak loe sih, biasa liputan arus mudik aja, pake liputan gam..." Dan sisulung cuma tersipu-sipu.

Saat Bang Iwan, Kadiv Pemberitaan, memaksa anak buahnya dan aku sendiri yang bukan bagian dari divisinya, untuk ikut bergabung dalam pernyataan duka, aku baru tahu bahwa ia bukan wartawan biasa. Ia sahabat bagi semua, kepergiannya, sekali lagi mengingatkan kepada teman-temanku, bahwa pekerjaan seorang jurnalis penuh dengan resiko hingga harus mempertaruhkan nyawa. Karenanya... dalam setiap kata-kata yang dilaporkan, dalam setiap gambar-gambar yang direkam, kita harus selalu mengingatNya...

Selamat menghadapNya Bang Ersa...
Semoga Allah memberikan tempat terbaik disisiNya...

(Salut buat mereka yang telah memilih profesi seorang wartawan yang seharusnya menuntut kita untuk selalu dekat padaNya...)
BARISAN OJEG DIPEREMPATAN CIJANTUNG



"Itu mbak yang didepan duluan..." tukang ojeg berompi merah itu memintaku untuk naik pada rekannya di baris paling depan dalam antrian ojeg yang panjang itu. Menarik, para tukang ojeg ini terlihat tertib menanti penumpang. Saat satu rekannya usai menyelesaikan tugas, ia langsung berbaris dibagian paling belakang. Pelan-pelan barisan motor itu maju kedepan, tanda seorang penumpang sudah diantarkan seorang rekan.

Seragam yang mereka gunakan juga unik, sebuah rompi dengan warna merah nge-jreng bernomor punggung. Entah nomor keanggotaan club ojeg atau sekedar buat keren-kerenan. Tapi keberadaan mereka jauh dari kesan ugal-ugalan para tukang ojeg, yang kadang suka saling serobot cari penumpang. Beda dengan para ojeg dipangkalan lainnya, barisan tertib ojeg-ojeg ini bikin perempatan indah dipandang, semoga ojeg-ojeg lain bisa menirunya.

(Tetap tertib para tukang ojeg, meskipun tempatmu mangkal kemarin digusur karena perbaikan jalan)

Sunday, December 28, 2003

SITUS YANG BIKIN GHIRAH MAKIN HIDUP



Kutemukan sebuah situs yang dapat membuat ghirrah kita semakin hidup. Membukanya dapat memotivasi diri untuk berkiprah lebih baik lagi, membacanya baris demi baris mengajarkan untuk rendah hati, karena apapun yang kita lakukan dalam berdakwah, ternyata belum ada apa apanya dibanding para mujahid dakwah lainnya.

Situs itu juga yang memicuku untuk belajar meliput dan menulis sebuah berita. Betapa senangnya saat kepercayaan itu datang dan mereka bersedia memasang sedikit cerita yang kusampaikan. Sebuah upaya untuk memberikan sedikit sumbangsih bagi dakwah Islam. Nah kalau kawan ada waktu, coba temukan situs itu, dengan kata kunci p-k-s di search goggle atau melirik pada link dipojok kiri. Jika kita satu tujuan, pasti kautemukan situs itu, dan pasti membuatmu kembali semangat berdakwah dijalanNya, atau sekedar menginspirasi untuk memulai berbuat sesuatu.

(Petunjuk: situs kegiatan sebuah parpol Islam di Indonesia, daerah Jakarta Timur)

Thursday, December 25, 2003

PENJAHAT ITU DULU TEMANKU



Bank Mega kemarin nyaris kebobolan sebesar 9 Miliar. Pelakunya sebuah sindikat yang terorganisir, namun tidak terlalu cerdas. Kemarin, sewaktu kuhapus file-file usang di Newsflash, tergoda untuk melihat paket Kupas Tuntas yang menayangkan beritanya. Kata teman-teman dikantor, salah satu pelakunya teman kami dahulu saat penerimaan Batch I karyawan Trans TV, namanya Jamilah.

Kuingat Jamilah seorang gadis berparas cantik agak kearab-araban, yang suka ngerjain teman-temannya, termasuk aku. Waktu makan malam selepas training di Bumi Wiyata, sebuah band yang saat itu senang melantunkan lagu-lagu dangdut mengajak rekan-rekan Trans TV untuk ikut sumbang suara. Melihat aku sudah selesai makan, trus mau pergi kekamar, Ila dengan gaya jailnya teriak-teriak.."Lies..mbak, katanya mau nyumbang lagu..." . Kontan aku yang baru saja berdiri jadi kaget, apalagi saat sang mbak bahenol memanggil-manggil namaku..."Ayo mbak Lies, silahkan...jangan malu-malu". Yang ada aku langsung ngacir diiringi gelak tawa beberapa teman.

Kuingat Jamilah seorang gadis yang kelihatannya baik-baik saja, selepas training ia masih sempatkan telepon. Sekedar untuk mengatakan kalau uang untuk membayar tas yang dia beli dari aku sudah ditransfer, sambil tersedu sedan ia juga bilang, baru kehilangan uang 1 juta rupiah, dan menyebutkan beberapa rekan lain yang ia curigai. Aku cuma bisa bilang,"sabar ya Il..."

Kuingat Jamilah saat bikin heboh dibedeng, kantor sementara kami waktu gedung Trans TV belum jadi. Katanya ia dipecat dari Trans karena terbukti mencuri uang dari atm teman kami, jumlahnya 2,8 juta. Kamera keamanan Bank BCA menangkap basah saat ia menguras habis atm dari sahabatnya sendiri. Bahkan ia sempat mengajak teman-temannya untuk ngumpulin uang membantu sahabatnya itu.

Kuingat Jamilah saat bikin kasus dikantor teman kuliahku Conny. Saat kuliah Conny secara tidak sengaja melihat time plannerku, ia tanya apakah kenal dengan seorang gadis yang fotonya tersimpan disitu, ia menunjuk sosok Jamilah yang sedang tersenyum diantara teman-teman Batch I nya. Karena saat ini dikantornya ada masalah, semenjak Jamilah bekerja disana, laptop bosnya hilang dan beberapa rekening sejumlah 20 jutaan habis terkuras. Terakhir Jamilah kembali dipecat dari kantornya itu, namun kasusnya diselesaikan secara kekeluargaan.

Sekarang Jamilah sudah mengalami kemajuan, hanya saja ia biarkan syetan sebagai penunjuk arahnya. Kalau dulu ia single fighter, kini ia punya komplotan sendiri. Bersama beberapa rekan dan orang dalam Bank Mega, ia berupaya membobol bank itu dengan giro bilyet palsu. Sayang Bank Mega jauh lebih cerdas dari yang ia kira. Terjebaklah ia dalam drama penangkapan yang disusun Bank Mega dan aparat kepolisian. Kini jeruji besi menjadi tempat pembaringannya sehari-hari. Maaf teman, seharusnya kita bisa meniti jalan yang lebih baik, seandainya saja aku tahu masalahmu....

(Semoga Allah memberikan siraman hidayah agar Jamilah kelak bisa seindah namanya)
SUARA SI SINCHAN



Sudah pukul 2.00 dini hari, Ibenk belum juga selesai nge-dub untuk Sportivo, padahal Newsfalshnya mau dipakai untuk Buka Mata. Aku kasih dia waktu sampai jam 3, soalnya meskipun sudah selesai edit, paket tentang Pelukis Lilin itu menurutku belum 100% rapih. Ngeliat Bang Men yang lagi serius dubbing, jadi ingat kemarin. Belakangan ini aku sering ngedubbing beberapa paket Interograsi dan Reportase Pagi, dengan suara yang kata seorang sister, suaranya Sinchan. Memang kualitas suaraku tidak seperti suara Mas2 dan Mbak2 Presenter, yang berat dan bulat itu. Suaraku unik, seperti anak kecil, ngak terlalu fals sih, tapi ya itu tadi, seperti anak kecil. Sampai-sampai ada yang julukin suaranya Sinchan.

Kalau masalah pacing dan intonasi menurutku sih lumayan, soalnya dulu aku juga pernah kuliah Olah Suara dan Penyajian sama Pak Pope Pius, itu loh yang sering ngisi suara untuk Editorial Media Indonesianya Metro TV. Cuma suara pemberian Allah itu yang ngak bisa diubah, seperti anak kecil, kata My Mom itu keturunan, soalnya suara dia juga seperti itu, kalau sudah ketemu mic, jadi seperti suara anak kecil. Kata beberapa teman kemarin, suaraku ngak masalah kalau dipake buat dubbing, ok aja, buktinya kemarin masih sering diminta ngisi buat beberapa paket.

Tapi pagi ini kok ngak ada lagi yang minta di-dub ya? Kali mereka sadar kalau suaraku agak aneh dan ngak cocok buat paket hard news. Ya ngak masalah, mau suara Sinchan kek, mau suara Nobita kek, masih bagus punya suara. Coba kalau Allah bikin aku ngak punya suara, bisu, newt apa ngak sedih? Lagipula Allah lebih tahu maksud pemberianNya itu, toh terkadang kekurangan seseorang bisa menjadi kelebihannya.

(suara-suara teruslah bersuara, tapi suarakan kebenaran dan fakta-fakta saja)

Tuesday, December 23, 2003

HADIAH TERINDAH DARI ALLAH UNTUK KAMI



Maaf, jika selama ini kami mengecewakan
Tak bisa menjadi anak yang berbakti
Dan seringkali harus membuatmu mengelus dada
Tapi percayalah, kami tak bermaksud menyakitimu.

Maaf, jika kami tak segera melaksanakan perintahmu
Tak bisa menjadi setangguhmu dahulu
Dan seringkali harus membuatmu kembali bekerja keras
Tapi percayalah, kami tak bermaksud melukaimu

Terima kasih, atas sgala jerih payahmu, atas sgala cintamu,
atas sgala kesabaran menemani kami sehari-hari
melepas kami bekerja meskipun dalam rinai hujan
memberikan kepercayaan sedemikian penuh
dalam memilih masa depan kami sendiri
Memenuhi setiap kebutuhan, meskipun harus dibayar dengan bekerja siang malam

We love you Mom, forever and always
You are the best gift that Allah ever giveD


(Happy Mother's Day from your beloved children: iin, aan, endah, dimas)

Friday, December 19, 2003

INNER VS OUTER BEAUTY



Kalau kita ditanya apa kriteria yang harus dimiliki calon pendamping hidup kita nantinya. Biasanya salah satu kriteria yang masuk adalah appearance, the way she/he looks . Dan otomatis juga jawaban yang keluar dari mulut seorang lak-laki adalah "dia harus cantik, penampilannya ok, badannya langsing." Tidak munafik seorang wanitapun kebanyakan akan mengatakan hal yang serupa "harus ganteng, dada bidang dan tinggi". Semuanya serba penilaian fisik.

My fatherpun, mati-matian menasehati putri-putrinya supaya menjaga bobot tubuhnya, dia bilang "kalau gembrot nanti ngak ada laki-laki yang mau lho". Ada juga artis remaja dalam sebuah sitkom keluarga "Growing Pains" dahulu, yang harus dirawat karena, hanya mengkonsumsi apel saja setiap hari, demi menguruskan tubuhnya. Atau para model yang iklannya sering muncul di MTV baru-baru ini, rela kelaparan demi profesinya. Dunia itu memang ada, dimana penilaian fisik menjadi segala-galanya, bahkan dalam mencari jodoh sekalipun.

Tapi ada sebuah dunia yang sama sekali bertolak belakang. Sebuah dunia yang beberapa tahun belakangan ini kucoba selami. Dunia para ikhwan dan akhwat. Dimana banyak kulihat keajaiban terjadi disana, keajaiban yang berasal dari ketakwaan dan kerendahan hati.

Adakah di zaman ini, seorang pemuda, yang ikhlas menikahi janda berpenampilan sangat biasa, dengan dua anak, dan memiliki masalah keuangan keluarga, padahal ia sendiri masih sangat muda, 24 tahun, berpenampilan menarik dan cukup mapan? Adakah di zaman ini, seorang wanita berpendidikan sarjana, cantik, sholehah, mau menikahi seorang office boy berpenampilan biasa, dengan fisiknya yang hitam pendek? Adakah di zaman ini seorang pria berpenampilan menarik dengan wajah tampannya, bersedia menikahi seorang wanita biasa-biasa saja yang bobot tubuhnya yang berlebih?

Dalam duniaku yang baru itu, jawabannya ada, banyak. Dahulu aku sempat bertanya-tanya, how? bagaimana bisa? darimana datangnya kualitas iman seperti itu? Namun semakin memahami dunia tersebut semakin kutahu, disini inner beauty lebih berperan dibandingkan outer beauty. Pancaran keindahan inner beauty menenggelamkan outer beauty. Aku percaya pada kekuatannya, karena seringkali aku juga simpatik pada mereka yang bacaan Qur'annya begitu menyanyat hati, daripada sekedar wajah tampan yang tidak pernah tersentuh air wudhu.

Tapi mungkin akan lebih baik jika keduanya berjalan sinergi, sehingga keindahan akhlak terpancar juga melalui keindahan wajah nan rupawan. Dan jika ingin memilikinya, seseorang dengan kualitas terbaik inner baik outer beautynya, mulai sekarang kita harus menciptakan dan memancarkan inner beauty begitu pula outer beauty dalam diri kita.

(oleh-oleh for my beloved sister yang sedang menjalani prosesnya)

Tuesday, December 16, 2003

PUNGGAWA KECIL NEGERI BERTUHAN RATING



15 Desember 2003. Negeri itu merayakan kelahirannya yang ke-2. Gebyar setiap pelosok menyambutnya, seluruh penghibur nomor satu diundang keistana. Panggung dengan tata cahaya memikat dibangun didepannya. Hari ini, panglima mendapat titah sang raja untuk menyelenggarakan perhelatan meriah, undang siraja besar, gubernur yang selalu merasa benar itu, jangan lupa juga raja-raja lain disekitar kita, kita buat mereka senang, kita buat mereka bahagia.

Acara berjalan meriah dan apik, jelas saja, pelaksananya adalah pungggawa-punggawa muda yang energik dan penuh kreatifitas. Bahkan dendang I'Tiraf sang sufi sempat terdengar diakhir acara, meski ditutup kembali dengan gebyar dendang penghibur lain yang menenggelamkannya. Pancaran semangat para punggawa saat count down membuka acara, sempat menggoda hati untuk ikut terlibat didalamnya. Kalau tidak ingat... sebagian besar acara itu pasti hanya akan membuat hati ini tidak tenang.

Bagaimana bisa terlibat, jika Ia melarangku menyuburkan tarian-tarian jahil itu? Bagaimana bisa membantu jika itu hanya membuatku terperosok dalam pesona dunia yang begitu indah namun jauh dari akidah. Aku tak mau, saat bertugas ditengah kemegahan itu, Ia memanggilku. Meski saat itu bukan waktuku, bagaimana mengimbangkan dengan perbuatan baikku yang cuma seujung kuku?

Jadi, disinilah aku hanya menjadi punggawa istana yang tidak mendapat tugas besar itu, mengamatinya dari layar kaca. Meskipun tetap harus bersiap-siap dengan seragam istana, karena tugas lain dari negeri itu sudah menunggu. Seorang punggawa kecil, dengan tugas kecilnya, yang berusaha menghindari murka besarNya.

(Goresan seorang punggawa kecil pada negeri bertuhan rating)

Sunday, December 14, 2003

KELAHIRAN SEBUAH HURUF



Ada banyak alasan mengapa aku putuskan untuk kembali kebangku kuliah. Salah satunya adalah mengumpulkan sebuah huruf. Sebuah huruf yang amat sederhana bentuknya tapi lahir dari sebuah perjuangan. Satu huruf yang merupakan buah dari ketekunan. Sebuah huruf yang mampu hadirkan kebahagian. Huruf itu biasanya muncul selepas pelaksanaan sebuah ujian. Ujian mental spiritual dan ujian kecerdasan.

Ujian mental dan spiritual karena pada saat itu pesertanya harus menjunjung tinggi nilai kejujuran. Mengatasi setiap masalah dengan pemikiran sendiri, tidak boleh gotong-royong atau menyalin cepat dari catatan kecil yang tersimpan apik dalam tempat pinsil atau saku kemeja. Harus dapat melawan bisikan setan yang dengan suara lembutnya membujuk kita untuk mencotek saja, atau kasak kusuk dengan tetangga sebelah.

Ujian kecerdasan karena pesertanya harus dapat menjunjung nilai ketekunan. Hanya yang mau memahami saja yang bisa menang. Hanya yang rela meluangkan waktu untuk bergumul dengan buku saja yang bisa memanfaatkan waktu, hingga tak perlu menyelesaikan terburu-buru. Kalimat demi kalimat tertoreh demikian lugas, tidak ada yang dibuat-buat, semuanya mengalir apa adanya.

Hingga saat ujian itu usai, huruf itupun terlahir kedunia. Ada yang terlahir dengan bentuk yang sederhana namun memancarkan sinar kemilauan, ada yang terlihat indah dari jauh, namun saat didekati terlihat pucat. Karena setiap huruf lahir melalui proses yang berbeda-beda. Alhamdulillah... 2 hurufku lahir dengan wajahnya yang rupawan, kehadirannya membahagiakan karena hasil dari sebuah perjuangan, perjuangan untuk memperoleh dan mengamalkan ilmuNya.

(A gift from Allah at my First day on campus after Idul Fitri break)

Thursday, December 11, 2003

WAJAH TARBIYAH DI TV KITA



Waktu menunjukkan pukul 5 pagi lewat 15 menit. Selepas Shubuh bagi ini, kusempatkan melihat tayangan berbagai program yang dipancarkan puluhan TV diruang preview. Saat-saat seperti ini biasanya mereka memberikan tayangan yang seragam dan sehat, acara kerohanian agama Islam. Sebagian TV menayangkan talk show, seorang presenter dengan seseorang atau beberapa orang nara sumber.

Format acaranya sama, tetapi ada beberapa persamaan lagi yang terlihat. Presenternya semua adalah orang-orang yang terjalin dalam ikatan tarbiyah, ada Tedy Snada di Trans TV yang membahas tentang Keesaan Allah, ada Bang Igo Ilham di Indosiar yang membahas ketakwaan dan Afwan "Izis" Riyadi di SCTV yang berbincang-bincang soal Infaq.

Sudah banyak senior-senior yang mendahului mereka sebelumnya, dengan menjadi nara sumber. Kini generasi mudanya mulai mendapat kepercayaan menjadi tv hostnya. Alangkah sejuknya jikalau TV kita 24 jam diisi oleh orang-orang seperti mereka. Insya Allah dengan ikhtiar dan tawakal yang tak kenal putus asa, proses itu akan terus membuahkan hasil, mewarnai media terkuat yang mampu mengubah perilaku umat.

(Jangan pernah patah semangat untuk teman-teman di TVIV)

Wednesday, December 10, 2003

JANGAN REMEHKAN KEKUATAN DO'A



Coba lihat anak-anak TKIT itu...
menengadahkan tangannya penuh kekhusyuan...
meminta agar saudara-saudaranya di Palestina
diselamatkan dari kesombongan Israel

Coba lihat anak-anak polos itu...
tatapan tertunduk wajahnya penuh keseriusan...
meminta agar ayah bundanya...
sekedar diberikan umur panjang, agar bisa bersama habiskan waktu
lebih lama didunia...

Coba lihat anak-anak lucu itu...
komat-kamit mulutnya penuh permohonan...
Karena mereka percaya kepada kekuatanNya
yang mampu kabulkan setiap do'a

(Teringat pada Aza, gadis kecil imut berjilbab yang lancar lafalkan do'a-do'a)
JODOH DARI SYURGA



Sudah lewat seminggu kuterima sms dari seorang guru. Kupanggil ia Abi Sholeh. Dulu ia guru bagi keluargaku, sekarang ia guru bagi ayahku. Tali silaturahmi antara keluarga kami sudah terjalin begitu indah. Kehadirannya merupakan rahmat yang diberikan Allah kepada kami.

Minggu lalu ia mengirim sms, tentang keinginannya untuk membantuku mencarikan pasangan hidup, yang akan ia seleksi dari biodata murid-muridnya. Karena begitulah sistem Illahi dalam mempertemukan pasangan, ia berikan perpanjangan tangan dari seorang hambaNya, agar sebuah proses suci bernama walimah itu tidak tercemari.

Kuterima tawarannya dengan senang hati, hanya dengan satu prasyarat, aku ingin menata hati lebih baik terlebih dahulu. Ingin menjadi pribadi yang lebih matang, ingin menjadi muslimah yang dapat diandalkan anak-anak dan suaminya kelak. Jadi kuminta ia berikanku waktu untuk memperbaiki diri, sebelum masuk ke jenjang suci itu.

Karena kuingin Ia kelak memberikanku seorang jodoh dari syurga. Yang dapat menjadi patner dalam jalani segala cobaanNYa didunia, menjadi penyejuk dikala kesulitan dan menjadi penasehat dikala lalai. Dan karena jodoh dari syurga itu hanya akan Ia berikan, pada hamba-hamba pilihan yang berhati bersih, sebersih jodoh yang didatangkannya dari syurga.

(Maka Allah akan berikan wanita baik-baik pada laki-laki yang baik-baik pula...dan ia berikan wanita yang buruk pada laki-laki yang buruk pula)

Tuesday, December 09, 2003

AMALAN RINGAN YANG DAPAT MENYENTUH HATI



Kemarin bertukar bacaan dengan seorang akhwat teman lama, Ratna Dewi. Sama-sama jadi pengurus OSIS waktu SMP, dan kini jalinan dakwah melalui DPRa PKS Pekayon telah mempertemukan kami kembali. Darinya kupinjam sebuah buku kecil sederhana berjudul "Sentuhan Hati Penyeru Dakwah" yang ditulis oleh Abbas As-Sisi, dan benar-benar menyentuh hati. Ternyata amalan ringanpun dapat menyentuh hati seseorang untuk berubah menjadi lebih baik, yang dibutuhkan hanya keikhlasan dan kesabaran.

Beberapa Kiat menciptakan Sentuhan Hati:

Menghafal Nama

Langkah pertama yang akan mengikat hati. Semua orang senang bila dipanggil dengan namanya atau nama yang paling ia sukai. Ia adalah tali penghimpun janji kecintaan yang dapat mengikat kembali hati-hati manusia manakala mereka berpisah.

Imam Hasan Al-Banna menyalami para pandu dengan menyebut nama mereka satu persatu. Ketika ditanya tentang hal itu, Al-Banna menjelaskan: "Dahulu, ketika saya menandatangani kaatu kepanduan setiap Al-Akh, saya hafal nama dan foto mereka."

Senyum itu shadaqah

Rasulullah SAW mengingatkan kita akan hal ini, Beliau bersabda:

"Kalian tidak dapat membahagiakan manusia dengan harta, akan tetapi mereka akan gembira dengan wajah kalian yang cerah dan akhlak yang baik."

Baris paling agung yang ada pada catatan lembar-lembar kejayaan dan keabadian Islam adalah anjuran untuk merangkul saudara anda dengan senyum yang ikhlas. Tataplah ia, jalin pertemanan yang baik, dengan perkataan lemah lembut. Sesungguhnya pengaruh sebuah kalimat yang baik itu sukar terhapus.

Berpenampilan Baik

Kebersihan serta kerapihan pakaian seorang da'i adalah ungkapan jiwanya bagi semua orang yang melihat dan menjadi objek dakwahnya. Dakwah adalah aktifitas penyampaian risalah dan prinsip, yang dilakukan oleh seseorang yang memiliki kharisma dalam akhlak, perilaku dan penampilannya. Hasan Al-Banna pernah mengatakan:

" Misi utama saya bukan untuk mengarang buku. Karena sebuah buku boleh jadi hanya diletakkan diperpustakaan dan sedikit saja orang yang membacanya. Tapi pribadi seorang Al-Akh Muslim, dia adalah ibarat buku terbuka, yang kemana saja ia berjalan, maka itu adalah dakwah..."

Memandang Saudaramu

Pandangan termasuk diantara kekuatan tersembunyi dan kekuatan jiwa yang ada pada manusia. Mata aqidah tidak akan bertemu dengan kemarahan atau pelanggaran. Karena ia selalu jujur, stabil dan tidak goyah. Pandangan kasih dan cinta dapat merekatkan hati, dan memperkuat barisan seperti bangunan yang kokoh.

Sebarkan Salam

Mengucapkan salam, baik kepada orang yang anda kenal maupun tidak akan memancarkan rasa tentram, menebarkan rasa kasih sayang dan mengangatkan hubungan. BIla ditinjau dari bunyi lafadznya, salam merupakan panggilan mesra, yaitu berarti damai, rahmat dan barakah. Rasulullah bersabda:

"Kalian tidak masuk syurga, hingga kalian beriman. Dan kalian tidak beriman hingga kalian saling mencintai. Maukah kalian saya tunjukkan suatu amal yang bila dikerjakan, maka kalian akan saling mencintai? sebarkanlah salam diantara kalian."

(Semoga bermanfaat bagi para mujahid dakwah)

Sunday, December 07, 2003

PISANG RAJASEREH DAN PISANG ULI



Pisang rajasereh dan pisang uli
Dua-duanya sama-sama pisang
tapi ternyata ada bedanya

Pisang rajasereh bisa dipakai untuk pencuci mulut
pada hantaran besek dus makan atau catering
tapi pisang uli tidak bisa

Pisang rajasereh bisa jadi pengganti pisang barangan
yang my mom biasa suruh beli di Margonda
antara 2.500 - 3.500 perak per sisirnya
bentuknya ngak mulus, tapi rasanya tetap manis

Pisang uli bukan untuk catering
hanya biasa dinikmati sendiri atau dijadiin pisang goreng
seperti pisang mas buat disajiin dimeja makan
atau parcel buah dihari raya

Meskipun tidak sama
akhirnya pisang uli terpaksa menggantikan pisang rajasereh
buat dus makan bawaan ibu-ibu pengajian kemarin
waktu slamatan kontrakan baru
karena setelah sicari-cari
pisang rajasereh dan pisang barangan sudah tak ada lagi

(Waktu debat sama my mom, kenapa pisang uli ngak bisa dipakai buat besek kemarin)

Thursday, December 04, 2003

TONGGAK KEBANGKITAN BOXING MARTIAL ART



Malam itu saat mata mulai terpejam, terdengar riuh rendah suara penonton dari layar kaca. Suaranya berbeda, lebih ramai, lebih seru. Terpancing kudatangi juga, ternyata Duel Maut yang ditayangkan RCTI membuat gebrakan baru, kali ini menampilkan peboxing wanita, Neng Hamidah versus Stela Maria.

Aktor laga Marcellino yang menjadi host di ring, terlihat antusias memperkenalkan peboxing wanita itu diiringi suara penonton yang terdengar semangat memberikan aplaus. Lamting dan Jesse yang jadi pemandu malam itu mengomentari berkali-kali, kalau pertandingan kali ini merupakan sebuah tonggak kebangkitan boxing martial art di Asia. Dimana wanita pertama kali bertanding meskipun masih dalam tahap eksebisi.

Hebat! Luar biasa! Dasyat!...kata-kata yang dilontarkan Lamting setiap kali hook kiri Stela Maria berhasil menghajar muka Neng Hamidah atau saat tendangan tinggi Neng Hamidah berhasil menghantam perut Stela. Bahkan pada ronde kedua Stela terpaksa beringsut kepinggir ring untuk membenarkan pelindung dadanya yang sempat terlepas.

Semua penonton berteriak, memberikan tepuk tangan, setiap kali peboxing satunya berhasil menghajar peboxing yang lain. Bahkan menurut Lamting mereka semua tidak ada yang duduk dikursi masing-masing, penonton semua berdiri memberikan support kepada keduanya hingga babak terakhir.

Akhirnya pertandingan itu usai dan Neng Hamidah tertawa bangga dengan medali yang dikalungkan dilehernya.

(Tonggak Kebangkitan atau Kemunduran?)
PENGABDIAN SEORANG ISTRI



"Waktu dia bilang positif, saya sudah menebaknya, tapi itu kan sudah berlalu, tapi pas tahu saya juga positif, saya tidak bisa menerimanya, tapi mau bagaimana, ya saya pasrah saja..ini mungkin pengabdian dari seorang istri"

Mbak Yanti seorang wanita dengan HIV Positif terlihat tegar saat diwawancarai, tapi matanya tidak bisa berbohong, menyiratkan beban yang amat dalam. Ia seorang ibu rumah tangga yang sangat setia kepada suaminya, sementara suaminya sebaliknya. Melaluinya ia tertular HIV Positif, dan melalui dirinya ia menularkan HIV pada anaknya yang masih berumur 3 tahun.

Pagi itu ia tidak bisa live hadir di studio, anaknya sakit panas. Jelas saja, anak kecil lebih rentan terkena penyakit, apalagi jika ada virus HIVnya, maka akan semakin parah saja. Padahal aku sudah nantikan kehadirannya, untuk sekedar berjabat tangan, atau memeluknya, betapa ia begitu pasrah menghadapi kenyataan berat yang harus ditanggungnya. Kenyataan yang harus ia terima akibat kebiasaan buruk suaminya yang sering berganti-ganti pasangan jauh sebelum menikahinya.

Semakin terbuka, siapapun bisa mengidap HIV. Dahulu waktu sempat mendatangi Yayasan Pelita Ilmu untuk wawancara tugas kuliah, aku belum mempercayai kalau orang dengan perilaku yang baik, bisa tertular HIV, tapi kenyataan sekarang berkata lain. Seorang ibu rumah tangga seperti Mbak Yati, yang setia terhadap suami, harus menerima tekanan pengucilan dari lingkungannya, dipecat dari pekerjaan yang ia lakoni selama 10 tahun, hanya karena mengidap HIV.

Semoga kita mau membuka mata hati, untuk memperlakukan pengidap HIV tanpa diskriminasi, karena tidak selamanya HIV yang mereka dapatkan berasal dari kebiasaan buruk mereka. Kalaupun itu berasal dari kebiasaan buruk mereka, jika Allahpun maha mengampuni hambanya yang mau bertaubat, mengapa kita tidak?

(Kagum pada ketabahan Mbak Yanti saat mengedit paketnya untuk Buka Mata kemarin...tetap tabah Mbak Yanti)

Tuesday, December 02, 2003

PARADE MUDIK PART II



Cara orang pulang kekampungnya masing-masing berbeda. Unik, penuh perjuangan, penuh kesan. Lihat saja apa yang dilakukan keluarga besar Mbah Moko. Mbahku yang bontot dari klan Eyang Putriku. Jumlah anak yang banyak (5 orang) dan dana yang minim, tidak menyurutkan semangat untuk pulang kampung. Jadilah mereka berkonvoi, pulang dengan 3 buah sepeda motor, beriring-iringan menuju ke Kebumen.

Mbah Moko berboncengan dengan istrinya bersama si bontot Vicky yang baru kelas 4 SD. Saat aku tanya pada mbahku...

"kok bisa sih Vicky pulang naik motor, apa ngak cape...?"
"ya..begitu, Allah maha adil, tahu dananya terbatas, jadi diberi kekuatan..."


Lalu ada juga Omku yang terbang dari Medan bersama 2 sepupuku yang imut-imut. Setelah mengambil mobil dari kantornya di Jakarta, langsung melanjutkan perjalanan kerumah mertuanya di Tegal, dan berakhir di Kebumen. Demi menuntaskan semangat silaturahmi terhadap orangtua dan sanak saudara yang jarang sekali ditemui.

Ada juga yang sudah melakukan persiapan seminggu sebelum Lebaran. Bela-belain antri tiket seharian didepan loket sampai ngak puasa dan lupa shalat. Atau nyodok kanan-kiri bagi mereka yang malas antri.

(Seandainya... semangat pulang kampung seperti semangat menjalankan ibadah dibulan Ramadhan)
PARADE MUDIK



Berbeda dengan tahun lalu, kali ini kantor memberikan izin cuti buat mudik Lebaran. Sudah menjadi rutinitas in my familia, mudik selalu pakai mobil keluarga, dari zamannya pakai mobil Carry , panas, tanpa ac, dan bunyinya yang cketer..cketer...Kemudian ganti pakai Expass yang bemper belakangnya tahun lalu sempat disondol Bus. Dan sekarang sebuah Kijang Metalik full ac, full music, menjadi kendaraan keluarga favorit tahun ini.

Kami mudik selalu hanya berenam, kedua orangtuaku dan ketiga adik-adikku. Kalau soal urusan pulang kampung, my father paling egois. Ia paling ngak mau diganggu dengan bawaan lain, meskipun adik sepupuku sendiri. Alasannya, ia mau anak-anaknya santai, ngak diganggu suara rewel anak kecil, apalagi yang susah diatur. Padahal dia sendiri yang ngak mau pusing diganggu suara-suara ribut saat nyetir mobil.

Kalau masalah nyopir, my father paling jago. Soalnya dia dulu mantan supir taxi yang pernah ikut rally di Way Kambas..(hi.hi ketahuan), terus berlanjut jadi supir kantor asing, sampai akhirnya punya armada penyewaan mobil sendiri. Sebagai navigatornya, sudah pasti my mom, yang jago packing, mulai dari dari ketupat lebaran sampai kratingdaeng ngak pernah ketinggalan tertata rapi didalam bagasi. Walhasil, sepanjang perjalanan kita semua ngak pernah kelaparan, masih bisa menikmati lezatnya sayur ketupat lebaran.

My 2 lovely sisters sudah pasti menempati kursi bagian tengah, komplit dengan selimut panjang hangatnya, jaket mereka masing-masing plus bantal kesayangan. Berangkat dengan semangat pulang kampung, sembil menikmati pemandangan, meskipun yang ada mereka hanya terlelap sepanjang jalan.

My youngest brother dan aku sendiri menempati kursi paling belakang,tempat paling strategis kalau kami mau adu tinju atau gulat-gulatan. Atau mau ngusilin saudari-saudari kami yang duduk didepan.

Jam 12 malam kami berangkat, tak lupa my father memimpin do'a keberangkatan...
ucapan terima kasih karena kami masih diizinkan menikmati mudik bersama tahun ini...
ucapan terima kasih karena Ia masih mengizinkan kebersamaan kami di Idul Fitri ini...

(Thank You Allah for Your loving on my family...)

Monday, December 01, 2003

RINDUKAN KEDATANGANNYA KEMBALI



Bulan mulia itu tlah berlalu. Kembali kutangisi kepergiannya. Tangisan karena mengingat waktu yang tlah tersia. Tangisan karena banyak amalan yang belum terpenuhi. Tangisan karena semangat Ramadhan yang ternyata belum mampu warnai dunia.

Dikeluargaku sendiri, Ramadhan hadir penuh makna hanya pada beberapa orang. My father berhasil menikmatinya dengan menangis sesenggukan pada i'tikaf sehari sebelum takbiran. Sementara my mom berhasil menikmatinya dengan sibuk membuat parcel berbagai ukuran buat relasi-relasinya. My two lovely sisters, hampir tak memaknainya sama sekali, malah kapok saat kuajak i'tikaf di At-Tiin. My youngest brother, masih dengan sifat sholehnya yang standar.Well, semuanya berproses, semoga Ia berikan waktu untuk keluargaku agar dapat memaknai Ramadhan dengan lebih baik.

Karena jika Ia mau, Ia mampu membuat salah satu dari anggota keluargaku sakit atau meninggal sekalipun, tapi ia tak melakukannya. Jika ia mau, ia bisa menguji kesabaran kami dengan memberikan kecelakaan, selama puluhan kali kami mudik bolak-balik Jakarta-Kebumen dengan mobil keluarga, tapi Ia tidak melakukannya. Jika ia mau, Ia mampu memutus tali rizki keluarga yang datang melalui kedua orangtuaku, dan aku sendiri, membuat kami jatuh miskin, tapi Ia tidak melakukannya.

Meskipun aku selalu rindukan kedatangan bulan mulia itu. Betapa aku harus bersyukur,ternyata limpahan rahmatNya tak pernah berhenti mengucur pada 11 bulan lainnya. Thank You Allah, for the blessing on my family.

(Ternyata tak perlu menanti Ramadhan untuk berubah menjadi lebih baik...)