SEMALAM DI RAUDHAH...
Bangunan itu berdiri megah, lampu yang menyorot dari bawah membuatnya tampak gagah. Wanita-wanita dengan aurat tertutup rapat, hilir mudik dipelatarannya. Begitu pula dengan pria-pria berpenampilan bersahaja, menundukkan kepala jika berpapasan dengan wanita. Malam itu aku serasa berada di Raudhah, sebuah tempat indah yang dibuat grup nasyid Raihan dalam Film Syukur 21 mereka beberapa tahun lalu.
Bersama seorang bidadari disisiku, kami langsung menuju tempat berwudhlu, membersihkan diri dari segala kotoran yang melekat sejak pagi tadi, lalu pergi menghadapNya. Didalam bangunan itu ratusan ikhwan dan akhwat menyibukkan diri, hijab ditengah-tengah ruangan besar, membuat peserta Mabit malam ini semakin terjaga. Memasuki bangunan, terdengar lantunan ayat suci dari berbagai sudut.
Seorang ustadz memberikan siraman tausyiahnya, sebuah pembekalan untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Peserta mabit mendengarkan dengan serius, lalu 4 pertanyaan dilontarkan 4 peserta diakhir tausyiah. Saatnya beristirahat, dengan alas lantai marmer bangunan yang dingin, aku dan bidadari disisikupun terlelap. Pukul 2.00 kami terjaga, mencari air untuk berwudhu, dan bersiap melaksanakan qiyamul lail. Di shaf terdepan kami berdiri, rakaat ke 3, bacaan imam mulai lirih, ayat2nya berkisah tentang neraka Jahanam, dan hukuman bagi mereka yang suka bermegah-megah.
Saat muhasabah, tak ada yang mampu membendung tangis. Semua mengingat dosa2nya, dosa2nya kepada Allah, kepada orangtua, kepada saudara2nya. Begitu pula aku dan bidadari disisiku. Malam itu kami larut menyesali perbuatan-perbuatan dosa yang kami lakukan. Tak terasa fajar menjelang, dan satu persatu dari kami beranjak pulang. Semalam di Raudhah Membawa semangat baru untuk menyambut Ramadhan, semalam di Raudhah membawa niat yang baru untuk menjalin kebaikan sesama insan. Semoga kelak Raudhah sesungguhnya, Ia kan berikan.... .
(Oleh-oleh Mabit Malam Minggu kemarin di At-Tiin TMMI bersama Mona, bidadari yang selalu menemaniku)
No comments:
Post a Comment