Saturday, November 08, 2003

DUKA BAHOROK...DUKA KITA...



Banjir bagi penduduk sekitar sungai Bohorok sudah biasa. Hingga malam itu saat banjir kembali datang, mereka tanggapi biasa-biasa saja. Mereka tidak sadar, jika ternyata banjir kali ini membawa ratusan kayu gelondongan hasil illegal logging. Kayu-kayu berukuran raksasa datang bersama air bah dan menghantam pemukiman dan beberapa guest house yang mereka lewati. Ratusan nyawa melayang, ratusan orang kehilangan tempat tinggal, beberapa anak-anak kecil yang diselamatkan oleh tangan Allah harus rela kehilangan saudara-saudara dan orangtua mereka.

Banyak spekulasi muncul, mengenai penyebab bencana kali ini. Kawasan wisata gunung Lauser, yang dahulu menjadi salah satu kekayaan dunia terindah harus terkikis bersama air bah dan membawa serta ratusan penduduk yang malam itu baru saja pulang taraweh. Hilang lagi satu kekayaan negeri ini.

Ada yang bilang kawasan wisata itu kerap menjadi ajang mesum, sehingga Allah harus membinasakannya. Seperti halnya puncak, yang memiliki banyak guest house, begitu pula Leuser. 2 Buah bangunan guest house besar, salah satunya Rindu Alam terangkat oleh gelondongan kayu-kayu berukuran raksasa, seperti saat kita ingin mencabut umbi dan menggunakan sebatang kayu kuat untuk mendorongnya keatas.

Ada juga yang bilang penebangan yang membabi buta tidak menyisakan sama sekali lahan bagi Lauser untuk menahan derasnya curahan hujan. Batangan-batangan kayu hasil illegal logging ditimbun dan air bah membawanya menghantam perumahan penduduk.

Apapun spekulasi itu, bencana ini hanya menjadi bukti lagi-lagi akibat ketamakan dan kesombongan manusia. Manusia mennyalahgunakan kepercayaan yang telah diberikanNYa. Kadangkala kita sendiri memberikan sumbangsih secara tidak langsung. Di Jakarta sendiri, kita sudah menjadikannya sebagai tempah sampah raksasa. Betapa mudahnya membuang kulit jeruk dijalanan, atau membiarkan terbang plastik pembungkus makanan tanpa memungutnya dan meletakkannya ditempat sampah. Padahal plastik butuh jutaan tahun untuk hancur.

Bayangkan, jika saja ribuan orang berlaku ceroboh seperti kita, meskipun hanya selembar kulit jeruk, maka beberapa tahun dari sekarang, tak akan ada yang tersisa dari negeri ini, kecuali... gunungan sampah.

(Kesedihan saat mengedit Kupas Tuntas: Leuser AfterMath, kamis malam)

No comments: