ANCAMAN BAGI GENERASI HARAPAN
Malam ini kulanjutkan tugas mengedit program asusila, Noda. Kapasitas server si Newsflash kelihatan tinggal 17 jam, jadi kuhapuskan dahulu file-file lama yang sudah tayang. Sejenak terpaku pada editannya Iis tentang Seks Anak, bukan pada kualitas editannya yang sudah pasti ok. Tapi pada isinya yang membuatku terhenyak.
Sepasang mata berukuran close up terlihat sedang terpaku pada layar besar didepannya. Ia sedang menonton blue film milik orangtuanya, saat Mira sang reporter bertanya, "kenapa suka nonton? Dia jawab, "enak aja banyak adegan-adegan...emm..seksnya..". Jawabannya begitu polos, tanpa perasaan bersalah. Akses melihat adegan berbumbu seks juga banyak ia dapatkan dari cerita kartun Jepang, seperti Golden Boy. Padahal kartun-kartun Jepang, banyak disukai anak-anak.
Salah satu Ghowzul Fikri kelihatannya mulai masuk melalui media kartun ini, bagi mereka yang punya anak, harus ekstra hati-hati dalam memilihkan bacaan. Sudah mulai terlihat usaha-usaha untuk merusak moral anak-anak kita melalui media ini, terutama komik. Padahal sudah banyak bacaan Islami bermutu lainnya seperti Haji Obet 1, 2 dan 3 karangan Boim Lebon dan kawan-kawan, atau Rembulan di Mata Ibu karangan Asma Nadia, cuma sayangnya penjualan buku-buku ini jarang ditemui ditoko-toko buku besar seperti Gramedia.
Sudah cukup banyak kerusakan yang ditampilkan melalui layar kaca kita, jangan tambah lagi dengan membebaskan anak-anak kita, adik-adik kita, saudara-saudara kita memilih bacaan mereka sendiri. Jaga kemurnian mereka, karena mereka penjaga masa depan...
(Teruntuk mereka yang sudah berkeluarga, jaga anak kita dari bahaya pornografi)
No comments:
Post a Comment