Thursday, February 12, 2004

TERUS BERJUANG ADIK-ADIKKU



Sore selepas ngedit interogasi, lelah. Tapi apa itu, tayangan breaking news menampilkan adik-adik mahasiswa yang terluka, bentrok dengan aparat di halaman Mahkamah Agung. Seorang abang menarik aku dan Ami untuk melihat lebih jelas diruang editing yang baru saja aku tinggalkan..."lihat akhwat, biar aja..biar kuat...". Di layar monitor seorang adik berjilbab panjang, dengan jaket almamater UI berjalan terhuyung memegangi kepalanya yang berlumuran darah. Dua orang teman memapahnya.

Tayangan semakin brutal saat aparat merengsek mahasiswa, membalik pentungan karet mereka, dan menggunakan gagang yang keras untuk memukuli setiap mahasiswa yang dilewati, bahkan mobil ambulans jadi sasaran. Mataku terus memandang gambar sambil menahan amarah, apa yang bisa kuperbuat untuk membantu mereka.

Akhirnya kuputuskan untuk membuat sedikit rekayasa, kuambil satu paket kupas tuntas, roll gambar adik akhwat yang berlumuran darah, roll bentrokan mahasiswa dan kasih gambar keluarga Akbar yang bahagia saat vonis itu dibacakan. Biar masyarakat tahu, ada yang bahagia saat adik-adik menangis menahan perihnya darah yang keluar dari dahi, menahan rasa sakit benjolan dikepala akibat pentungan polisi.

Dan itu Akbar datang, lengkap dengan para pembantu setia termasuk si Ucok dengan rambut kuningnya. Ia mengelus dada saat tayangan klip itu muncul, biar saja, biar dia tahu, adik-adikku bahkan sampai rela berkorban nyawa, demi menegakkan keadilan dibumi tercinta. Biar dia tahu, harusnya dia malu, dia tak pantas menjadi pemimpin dinegeri ini.

Terus berjuang adik-adikku...
Sang Kekasih kan selalu membantumu...


(Saat ngedit kupas tuntas malam itu)

No comments: