Wednesday, July 28, 2004

INDAHNYA CINTA PARA SAUDARI



"Sama-sama mbak, udah kewajiban kita sebagai saudara :) tapi aku akan lebih lega kalo Mbak Lies mau discan biar tahu gimana kondisi yang didalam. Maaf kalo aku cerewet, tapi itu semua karena aku sayang Mbak Lies..." (Seorang saudari cerdas berkacamata membalas smsku malam itu)

"Mbak Lies turut berduka cita...hehehe...tp mba npp-kan? ga diopname kan? cepat sembuh ya...(seorang adik junior penerusku, menanyakan kondisiku malam itu)

"Mbak gimana jari telunjuknya? masih sakit? jangan kecapean ya...(seorang saudari manis menanyakan kabar jari telunjukku yang terkilir saat dayung minggu lalu)


Malam itu berjuta kehangatan seolah menyergapku. Ada pancaran kekhawatiran dari mata mereka, terutama seorang adik yang langsung menempuh puluhan kilometer jaraknya untuk sekedar menemuiku, memastikan bagaimana kondisiku. Ada juga pancaran kesedihan dari sepasang mata lembut, yang didalam rahimnya tengah bersembunyi sesosok mahluk suci.

ke4 saudari malam itu langsung mengajakku kerumah sakit terdekat untuk memeriksa kondisiku, meskipun aku merasa agak baikan, hanya sedikit pusing dan pegal pada bagian pinggang. Tak ada salahnya memenuhi permintaan mereka, siapa tahu memang kondisiku didalam tidak sebaik yang terlihat diluar. Akhirnya dengan penuh kesabaran mereka antarkanku menuju rumah sakit terdekat, menungguiku saat diperiksa dokter, saat rontgen, hingga menebus obat. Padahal malam itu, kutahu banyak pekerjaan menanti untuk diselesaikan, tapi mereka lebih memilih untuk menemaniku.

Sang Kekasih memang Maha Baik, diberikannya aku keluarga yang bahagia, pekerjaan yang mapan dan Para Saudari yang memberikan cintanya dengan sepenuh keikhlasan, lalu Nikmat-Nya yang mana lagi yang tidak dapat aku dustakan?

(Many thanks for your love and affection, my beloved sisters: Mona, Ami, Ve n Tia)

No comments: