TAMAN YANG INDAH
Seminggu sekali, masih kusempatkan hadir disebuah taman yang indah. Yang wajah pengunjungnya tampak teduh, hampir semuanya penghuni baru. Beberapa wajah lama sudah tak pernah hadir lagi, mengurusi hal yang lebih penting katanya, hal yang lebih penting daripada sekedar menyimak tausiah sang Ustadz.
Di 2 minggu pertama, Ustadz muda usia yang hadir disana, seorang pemuda lulusan sebuah sekolah ternama, di negeri suci umat Islam, Madinah. Semua pengunjung menyimak tausiyahnya dengan santai, sesuai pembawaan sang Ustadz yang ramah dan murah senyum, bercerita dengan fasihnya tentang sejarah hidup Sang Rasul. Mengungkap kisah-kisah yang sudah lama terlupakan, yang terganti dengan kisah bersejarah Lord of The Ring atau Harry Potter, yang kami ingat tokoh-tokohnya. Mulai dari Legolas yang tampan sampai para Org yang buruk rupanya. Tapi tidak Ibnu Abas, sang paman yang bijaksana...atau Khaulah binti Tsalabah yang gugatannya didengar hingga langit ke tujuh.
Di 2 minggu kedua, Ustadz setengah baya yang hadir disana. Selalu ditemani sang istri yang tertutup rapat auratnya hingga kewajah. Membahas tentang ibadah harian dengan gamblang dan tegas, apa adanya. Memperbaiki amalan harian kami yang terlihat sederhana tapi dalam maknanya. Bahwa ternyata sutrah sang pembatas wajib adanya, bahwa ternyata berdiri sejenak penting adanya, bahwa ternyata niat hanya ada didalam hati.
Tapi mudah-mudahan, 2 jam setiap minggunya hadir di taman indah, bisa menyegarkan ingatan. Betapa kisah hidup Sang Rasul jauh lebih hebat, hebat karena perjuangan didalamnya, hebat karena jauh lebih nyata, daripada sekedar imajinasi sang pengarang yang ditorehkan dalam buku yang tak terkira tebalnya. Betapa amalan yang sederhana penting adanya, untuk menjaga murninya Syariat, untuk benar-benar meneladani kseharian Sang Nabi tercinta.
(Andaikan para saudara yang tak sempat hadir, bisa juga menghirup indahnya ilmu dan nikmatnya ukuwah di taman ini, dan tidak merasa benar sendiri )
No comments:
Post a Comment