MELEWATI JALAN ITU...
Tiap malam. Melewati jalan itu, memorikupun terbang. Saat beberapa waktu lalu, pada peristiwa yang makin mengukuhkanku untuk membina masa depan bersama dirinya. Hampir tengah malam, saat melalui jalan yang masih saja ramai, ban depan jupi sempat ngadat. Jarak jauh kerumah, membuat my father tak mampu berbuat apa.
"Cari aja tukang tambal ban disekitar situ, pasti ada, hati-hati yaa nak..."
Pikirankupun melayang. Mencari sosok, yang bisa mengulurkan tangan. Di tengah malam, yang masih saja ramai. Sebuah wajah hadir dipelupuk mata. Entah malaikat atau mahluk lain yang menuntun tanganku menekan nomor itu. Lalu terdengarlah suara dari jarak 4 kilometer jauhnya.
"Posisinya dimana?...ya udah tunggu ya...hati-hati..."
Dan datanglah ia, dengan jaket setengah kuyup ia tanyakan kondisiku. Menuntun si Jupi perlahan-lahan didepan. Menemani malam hingga diri kembali keperaduan. Kini. Masih harus kulewati jalan itu. Saat dirinya berada nun jauh disana. Sebuah pulau kecil, pulau dewata kedua pelancong dunia. Menunaikan amanah dari negeri bertuhan rating.
Masih 3 malam kan kulewati sendiri, hanya bersama Sang Kekasih sejati.
(Miss u so much honey..)
No comments:
Post a Comment