Friday, October 01, 2004

TUMPENG 30 SEPTEMBER 2004



"Semoga dengan berkurangnya jatah umur kita, selalu ada usaha untuk meningkatkan amal saleh, iman dan taqwa, Amien. " (dari seorang mas, yang jatah berkurang umurnya, bertepatan dengan berkurangnya umurku juga)

"Met Milad ya Mbak, wishin Allah SWT always givin u the best things ever in your life. Amiin." (dari seorang adik, yang suara lantunan Qur'annya mampu getarkan jiwa)

"Sekali lagi, aku ucapin selamat hari lahir saudariku, semoga Allah selalu menyayangimu, mbakku tersayang." (dari seorang adik, yang cintanya begitu besar dan ikhlas, hingga mampu runtuhkan batu karang)

"Selamat hari lahir ya mba, semoga setiap langkah mba senantiasa diberkahi Allah. Amiin." (dari seorang adik, yang kurindukan kehadirannya dalam majelis itu)

"Happy birhday Sister! Tambah dewasa, tambah bijak." (from my big brother, yang kurindukan keterlibatannya dalam barisan itu)

"Apa yang telah hilang dari umurmu, tidak dapat ditarik kembali dan apa yang telah berhasil bagimu, tidak dapat dinilai harganya. Selamat Ulang Tahun Lies Indria Permana (dari seorang kawan, yang selalu merindukan datang cinta Sang Kekasih didalam hati)

"HAPPY BIRTHDAY, to Mbak Iin yang ke-25, semoga diberikan kesehatan, dimudahkan urusannya, tetap istiqomah dijalan Allah, dimudahkan jodohnya. Amiin. (dari seorang saudari yang selalu istiqomah meniti jalan keridhoanNya)

"Mbak Lies Slamat Ulang Tahun ya..:) (dari seorang adik yang menjadi salah satu tenaga penguat dalam barisan dakwah dinegeri bertuhan rating)

"Slamat ulang tahun untuk mbak. Semoga setiap rencana yang mbak buat terkabul, serta bertambah keimanannya, ya mbak. (dari seorang adik, yang kurindukan ikhtiarnya demi mencapai hidayah Sang Kekasih)


Tumpeng sederhana ditengah ruang itu, dikelilingi wajah-wajah teduh dengan jumlah yang lebih banyak dari biasa. 2 orang diantaranya, berkurang usia. Seorang mas, kakak yang selalu menyejukkan dan semangat dakwah yang tak pernah padam, dan aku sendiri yang masih belum banyak berbuat hal-hal berarti.

Tumpeng sederhana yang ujungnya mencuat keatas, laksana tugu peringatan, Dia, Sang Kekasih yang harus selalu diingat, pemberi desah nafas hingga detik ini, penjaga hidayah didalam hati dan penguat dikala kesulitan mendera. Hingga tak patut, sedetikpun kita melupakanNya.

Tumpeng sederhana, hasil berjibakunya seorang bunda, yang tanpa pamrih, selalu bersedia menyenangkan hati putri kesayangannya. Selalu mendoakan yang terbaik, meskipun Sang Putri kerap menyakiti hati, dan terasa berat untuk berbakti.

Tumpeng sederhana, namun dapat memberikan kepuasaan semua orang yang menyantapnya. Seperti diri kita, yang seharusnya bisa bermanfaat bagi manusia disekitarnya, meskipun hanya dengan amalan seperti sebuah tumpeng sederhana, meskipun hanya sebesar biji sawi.

(Alhamdulillah, Sang Kekasih masih izinkan menghirup udaraNya sekali lagi)

No comments: