Thursday, June 10, 2004

SEPERTI ABI RHAY DAN NAJLANYA



Masuk keruangan itu kadang membuatku menghela nafas. Menebak-nebak cerita apa lagi yang akan disodorkan sang produser padaku. Kemarin, aku menyaksikan derita seorang keponakan yang hilang kehormatan dan disiksa hingga ususnya terburai oleh pamannya. 2 hari lalu naskah tentang ayah yang menghamili putrinya sendiri kusulap menjadi paket menarik yang menyayat hati. Kuingat beberapa waktu juga ada ayah yang tega membunuh 2 anaknya yang sedang lelap, istri dan dirinya sendiri menggunakan pisau dapur yang tumpul. Cerita-cerita seperti itu mengalir terus dalam ruangan itu dan masuk kedalam kepalaku. Hampir membuatku kehilangan hati, dan membenci sosok laki-laki yang selalu hadir sebagai tokoh jahat. Sampai...

Saat kulihat seorang ayah menggandeng tangan anaknya dengan penuh sayang, mengantarkannya hingga ke gerbang TK. Sampai, saat seorang ayah diangkot membangunkan putri yang tertidur dalam pangkuannya dengan lembut. Sampai kurasakan pelukan hangat Bapak saat melepasku pergi kekantor. Sampai saat kubuka sebuah situs yang menyegarkan pikiranku. Sosok laki-laki tidak selamanya jahat, masih ada sosok yang penuh kasih sayang, yang penuh perhatian kepada anak-anaknya, kepada keluarganya....

Seperti Abi Rhay dan Najlanya...
Seperti Pak Luthfie dengan pangeran dan putrinya...

(Thank you Abi Rhay dan Pak Lutfie, for refreshing my mind...)

No comments: