BAHAYA MENUNDA-NUNDA PEKERJAAN
Pertama, kita tidak dapat menjamin bahwa kita akan hidup hingga hari esok. Siapakah yang dapat memberikan jaminan kepada orang lain untuk hidup hingga esok hari, sementara kematian datang dengan tiba-tiba ia datang menjemput dengan berbagai sebab yang berbeda-beda.
Kedua, seandainya kita bisa menjamin kehidupan kita hingga hari esok, kita tetap tidak akan bebas dari berbagai aral rintangan, seperti penyakit yang datang dengan tiba-tiba, kesibukan baru atau bencana yang menimpa.
Ketiga, sesungguhnya setiap hari itu memiliki pekerjaannya masing-masing dan setiap waktu memiliki kewajibannya masing-masing. Tidak ada waktu yang kosong dari pekerjaan. Tatkala dikatakan kepada Umar Bin Abdul Aziz yang pada dirinya juga telah nampak kepayahan karena banyak bekerja. "Tangguhkanlah pekerjaan ini sampai besok", maka dia menjawab: "Pekerjaanku satu hari saja telah menguras tenagaku hingga letih, maka apakah lagi apabila pekerjaan dua hari bertumpuk kepadaku?"
Keempat, sesungguhnya mengakhirkan kepatuhan (kepada Allah) dan menunda-nunda mengerjakan kebaikan, maka nafsu akan membiasakan untuk meninggalkannya.
Kelima, sesungguhnya bekerja merupakan tugas bagi orang yang hidup. Orang yang tidak bekerja tidak berhak untuk hidup. Bekerja diperintahkan kepada seseorang selama keringatnya masih mengalir, baik pekerjaan yang berkaitan dengan urusan agama maupun yang berkaitan dengan urusan dunia.
(dari Manajemen Waktu: Yusuf Qardhawi)
No comments:
Post a Comment