SAUDARI-SAUDARI BARU
Setelah menempatkan Cap cay dikotak plastik, langsung cabut bareng Jupiter Orange ke rumah Mba Rahma. Tidak lupa jemput Alis, seorang saudari yang baru mau gabung. Sudah 3 minggu aku berkumpul dengan saudari-saudari baru ini, pribadi dengan latar belakang yang beragam dan mandiri. Didepan rumah Mba Rahma, sebuah kijang hijau diparkir sembarang, dibelakangnya terpasang poster FK-UI dan Bulan Sabit Merah, Aisya pasti sudah datang, seorang sister kelahiran Johar yang menyediakan diri jadi supir kami. Sesampainya didalam sudah terlihat kesibukan para ibu. Mbak Rahma yang tetap lincah packing dengan kandungan 9 bulan, Zulfa kelahiran th 80 yang menyuapi anaknya, dan Aisya yang terlihat lelah namun langsung menyalami saat kumasuk kedalam.
Pukul 8.30 akhirnya kami berangkat, semua perlengkapan sudah masuk bagasi. Tujuan kami Ragunan, dan Aisya berkali-kali minta ditunjukkan jalan, maklum bukan orang Jakarta. Sampai dipersimpangan Pasar Minggu, kami salah arah, karena jalan layang banyak yang sedang dibangun, dan bikin bingung, akhirnya dengan penuh kesabaran kami putar arah dikampus IISIP dan pasrah menghadapi jalur macet yang lumayan panjang.
"Wah...kalu disini tak beraturen, tapi tek ade kecelekaan,di Malaysia tuh, kerena sepi orang sering kebut-kebut, jadi banyak kecelekaan.." katanya menyikapi mobil-mobil yang serabat serubut dijalan.
"Ya kecelakaan tetap ada, tapi mungkin ngak sebanyak di Malaysia..." Mba Rahma yang juga pernah tinggal di Malaysia menimpali.
Sepanjang jalan tak pernah sepi, Zulfa yang menemani Aisya dibagian depan selalu menawarkan perbekalan. Ada combro, pisang goreng, dan Tanggo. Anaknya yang imut tertidur pulas dipangkuannya. Alis, Titi dan Titin mengobrol dibagian belakang, setelah sebelumnya saling berkenalan. Aku sibuk menghafal materi kultum, soalnya kali ini giliranku. HP Mbak Rahma terus berbunyi, Nesya pasti sedang menghubungi, seorang saudari yang harus kami jemput karena sudah berangkat duluan. Nah itu dia berdiri dipinggir jalan, lengkap dengan segala perbekalan. Ibu muda bertubuh mungil itu langsung masuk kedalam mobil sambil menebarkan senyum. Sekarang kelompok kami nyaris lengkap, minus Diah yang sedang terbaring lemah kena thypus, semoga cepat sembuh sister...
Akhirnya kami sampai di Ragunan, ramai, banyak anak sekolah yang sedang melakukan kunjungan. Para penjual boneka mulai menata dagangannya, lalu kami cari sebuah lokasi strategis yang teduh buat menggelar tikar. Dimulailah acara rutin kami, kali ini Nesya yang jadi MC, aku yang kasih kultum, dan Alis yang baca Riyadhus Shalihin. Kupandangi wajah-wajah lembut mereka, kepribadian yang halus yang mempesona, sebagian adalah ibu muda yang sudah Sang Kekasih beri kepercayaan untuk mengasuh beberapa bidadari cilik, dan aku diizinkan untuk berada didalamnya, bersama...Saudari-Saudari Baru, yang ikatannya abadi hingga akhirat nanti.
(Aku makin cinta, padaMu, Kekasihku...)
No comments:
Post a Comment