Wednesday, March 03, 2004

PILIHAN YANG TERBAIK



Jumat itu, letih, setelah merapikan kantor My Father, yang baru dipakai untuk pertemuan saudara-saudari. Padahal besok Sabtu mau ujian, 3 mata kuliah, ada 3 paper juga yang harus dikumpulkan, sementara waktu sudah menunjukkan pukul 11.30 malam. Begadang, itu pilihan terbaik. Tapi sebelumnya aku harus telepon seorang saudari, yang suara sedihnya malam itu tak bisa kulupa, suara dari hpku yang terpaksa kututup, karena ku tak mau menganggu perbincangan cukup serius bersama saudara saudari dimalam itu.

Pinjam telepon kantor My Father, terdengar suara berat sang sister, jujur aku tak ingat ia berkata apa, tapi yang pasti menyiratkan kesedihan, sedih karena perpisahan. Sister itu akan kembali ke Palembang, setelah setahun lebih bersama-sama berjuang di Trans, aku hanya bisa memberi wejangan sederhana, menguatkannya untuk membuat keputusan yang bulat. Kuberikan kalimat sakti yang biasa kugunakan.

"Masalah itu jadi berat karena manusia yang membuatnya berat, masalah itu jadi ringan, karena..."
"manusianya yang membuat jadi ringan..."
Ia selesaikan kalimat dariku itu. Ya, semoga ia tidak bosan berkali-kali kalimat itu sudah sering kuucapkan.

Akhirnya kuucapkan salam perpisahan, ikhlas melepasnya pergi, walau ada rasa kehilangan, membayangkan hari-hari yang kelak kujalankan tanpa celotehnya yang riang, pijitan dipunggung, rasa perhatiannya yang tanpa pamrih, dan ajakannya saat aku memulur waktu untuk berjumpa Sang Kekasih.

Dan minggu sore itu saat kuterpekur serius ngedit Lacak!. seorang teman menyodorkan telepon darimu, yang masih galau, masih bingung. Wajar, setiap manusia pasti menemui kegalauan saat harus menentukan pilihan, apalagi menyangkut masa depan dan orang-orang yang dicintainya.

Tapi kau harus buat keputusan dek, bahkan Sang kekasih masih memberimu kesempatan seminggu ini untuk uji banding. Hingga saatnya nanti hanya kau sendiri yang harus putuskan, kembali bersama suadara-saudara diPalembang, atau turut berjuang bersama kami di Jakarta. Tapi apapun keputusanmu itu, aku akan terima dengan sukacita, pun saat kau pilih untuk habiskan hidup disana, pun saat kau pilih untuk terus berjuang disini...

(Selamat beristikhoroh padaNya Dek Mona, Sang Kekasih akan selalu mendampingi)

No comments: