Monday, January 07, 2008

GOOD BYE WANITA DALAM BERITA

Hari pertama setelah 3 minggu lamanya, Wanita Dalam Berita dipreempt. Nadia Flo Tobing, sang presenter masih ceria dan terlihat cantik seperti sebulan yang lalu. Sang Produserpun masih semangat meski harus terengah-engah mengemban amanah 8 bulan yang makin saja memberat. Tayangan ini menjadi satu hari tayangan terakhir WDB dalam seminggu ini. Karena mulai tgl 14, Senin depan,
WDB akan di preempt for good.

Sedih sudah pasti, mengingat setiap tetes keringat yang sudah dikucurkan demi program ini. Malam-malam panjang bersama para journalist yang muda usia, berbagi ide, ilmu, cerita, konsep baru, dan canda. Tapi apa daya, ternyata audience tak sebanyak yang diharap. Meski kualitas penting, tapi akan lebih baik jika diikuti dengan kuantitas audience. Akan lebih baik jika kualitas sebanding kuantitas, sayangnya WDB tidak bisa memenuhi itu. Padahal banyak profil luarbiasa yang sudah kami liput. Mulai dari wanita listrik Tri Mumpuni, juragan ikan Susi Pudjiastuti, ratu makanan padang Fatimah Sederhana sampai profil wanita dan budayanya dari pelosok negeri. Budaya kawin lali Merari dari Lombok, Kalongkap Sakai dari Suku Sakai Riau, sampai adat naik dan turun kasta di Bali.

Editingpun sudah dibuat seciamik mungkin, dinamis, musik2 backsound yang segar, dan kualitas gambar yang semakin membaik. Para reporter pelan-pelan belajar tampil di depan kamera. 9 bulan lebih WDB mencoba berubah dengan berbagai format, mulai dari tayangan tematis, dramatis, dinamis, It just did not work. Tak apa, yang penting sudah berusaha sepenuh tenaga demi memperbaiki program, selalu ada pelajaran dari setiap kegagalan. Bahkan kesuksesanpun adalah kegagalan yang tertunda. Laptop si Unyil...here I come...

(Tak ada yang sia-sia, sekecil apapun usaha, pasti ada manfaatnya, tetap semangatzz)

Friday, January 04, 2008

AFIF


Hari kedua di tahun baru 2008. Angin dingin disertai gerimis diluar, akan jadi teman setia yang menemani laju Jupi di malam hari ini. Tak terasa 2 tahun sudah kami menapaki kehidupan bersama, begitu banyak perubahan. Tak lagi satu kantor, meski masih di gedung yang sama. Tak lagi sering turun mencari fakta, karena lebih banyak membagi ilmu bagi yang baru. Tak lagi disibukkan dengan urusan skripsi, karena gelar sudah diraih.

Yang ada kini, wajah manis berlesung pipit, dengan aroma mulutnya yang wangi, menyambut bangunku di pagi hari. Membuat rindu selalu karena ocehan tak jelas yang keluar dari mulut mungilnya. Wajah kegirangan saat bertemu si air yang selalu membuatnya basah. Pola tingkah yang lucu dan gaya berlari seperti penguin namun cepat melesat hingga kami kadang kehabisan nafas. Namanya yang kini kami panggil Afif sebagai pengganti Zaif, yang kata seorang sahabatku bermakna kurang baik.

Engkau tak sulit makan, sehingga badanmu gempal, sampai Produserku itu memanggilmu 'bujel'. Si bujel yang baru saja tumbul kuku di kelingking kirinya. Yang matanya mulai sayup-sayup terkantuk usai kekeyangan makan. Pipi temben yang menjadi incaran cubitan. Tangan yang langsung menutup telinga dan bibir berkomat-kamit, saat mendengar adzan, seolah kau juga turut melantunkan adzan. Engkaulah amanah terindah yang Kekasih berikan. Semoga kami diberikan kekuatan dan kesabaran untuk menjaga amanah terindah ini di muka bumi.

( Untuk putra tercinta: HUdzaifah/ Afif)