JANGAN MENYERAH
Sabtu itu, kembali lagi kutapaki tangga lusuh menuju lantai 2 kampusku tercinta. Seperti 2 tahun lalu, saat diri semangat mengejar mata kuliah di pagi hari bersama teman-teman yang kini sudah menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Ditemani Abiyank, kumulai lagi memperbaiki tugas terakhir yang sempat tertunda setahun. Tertunda karena amanah yang Sang Kekasih berikan, meliput fakta, menikah dan dikaruniai buah hati tercinta.
Bapak bijak itu masih murah senyum, pun saat kukenalkan Abiyank padanya. Dosen senior yang sabar mendidik mahasiswinya, meskipun sang mahasiswi sudah setahun hampir melupakannya. Lagi, ia buka lembar demi lembar halaman itu, merevisinya sambil sesekali menanyakan kabarku, dan memberikan semangat untuk bisa menyelesaikannya.
Hingga Februari, ku takkan terbebani pekerjaan kantor, waktu hanyakan kucurahkan untuk memperbaiki amalan untuk Sang Kekasih, belajar menjadi ibu yang terbaik bagi Zaif dan menyelesaikan studi yang sempat tertunda. Harus bisa, jangan menyerah, karena Sang Kekasih akan memberikan jalan bagi mereka yang mau berusaha.
(Sebuah lompatan besar diawali dari satu langkah kecil)
No comments:
Post a Comment