Friday, September 08, 2006
NYARIS
Malam itu seusai memeriksa kondisi Zaif didalam rahim. Alhamdulillah kata sang dokter yang cantik itu, kondisinya sehat, ukuran panggulkupun lumayan baik untuk jalan keluarnya. Usianya kini sudah 38 minggu. Kali ini Abi sayank tak bisa menemani, karena harus melaksanakan amanah rapat bersama teman-temannya di Cerita Sore.
Naik angkot, langsung kukeluarkan hp untuk menelepon Bapakku minta dijemput, tapi entah kenapa firasatku tak enak. Berbarengan naiknya 4 pemuda kedalam angkot, kumasukkan hp kembali kedalam tas kecil Eigerku. 2 orang duduk didepan, 2 nya lagi duduk disampingku. Pemuda yang persis duduk disamping membawa tas gemblok berukuran besar, dan terus menerus memepet pundakku, padahal bangku diangkot itu masih lega diduduki kami bertiga.
"Eh mas, bisa geseran sedikit gak..."
Mas yang persis duduk disampingku kaget, dan aku sendiri reflek melihat tangannya yang ternyata mulai menggerayangi tas kecilku. Kontan kulangsung marah dan mendorongnya menjauh. Kusiram saja kakinya dengan segelas aqua dingin yang sejak tadi kubawa. Suasana jadi hening, tak ada yang berani berbicara. Diam-diam kurogoh si Eiger dan ternyata semua masih ada ditempatnya dompet, pun hpku. Puih...nyaris. Tak berapa lama 2 orang pria dengan gelagat yang sama naik keangkot, yang satu membawa tas punggung juga. Ehmm...kukira mereka masih komplotan yang sama, kedua orang ini mungkin bertugas menerima transferan hasil curian sang kawan.
Tapi maaf, malam ini kalian tak bisa menikmati rizki haram itu. Pulang kerumah, kembali kucek si Eiger untuk kembali meyakinkan. Sekali lagi semuanya lengkap. Kukeluarkan buku kecil Dzkikir dan Petang yang biasa kubaca, karya Yazid bin Abdul Qadir Jawaz, pemberian Abi tercinta. Kubaca salah satu kutipan no 11 dari halaman 34:
"Barangsiapa membacanya sebanyak tiga kali ketika pagi dan sore hari, maka tidak ada sesuatupun yang membahayakan dirinya. (HR. At-Tirmidzi No. 3388)"
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment